Potensi komoditas ekspor Sulawesi Selatan sangat besar terutama pada sektor pertanian dan perkebunan seperti, Jagung, Kopi, Kakao, dan lada. Tidak hanya itu saja, sektor peternakan juga menyumbang melalui sarang burung wallet hingga berbagai jenis reptil.
Tidak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 11 barang yang dijual ke 7 negara dan nilainya mencapai Rp241 milyar lebih. Hal ini tidak lepas dari kerja keras pemerintah setempat dalam menumbuhkan perdagangan ke luar negeri.
Beberapa kabupaten sudah seperti Luwu Utara, Toraja, Bone, hingga Sinjai. Di mana daerah tersebut merupakan komoditi penghasil kopi dengan cita rasanya sudah mendunia. Di sisi lain Karantina pertanian Makassar mendapatkan apresiasi lebih dari Gubernur.
Kinerjanya yang mampu menekan laju pertumbuhan hama diyakini menjadi faktor utama potensi komoditas ekspor Sulawesi Selatan tersebut semakin tumbuh dan berkembang. Salah satu tugas dari badan karantina adalah memastikan setiap tumbuhan aman dan sehat.
Sebelum melakukan ekspor, mereka akan meneliti secara detail. Bila dalam kondisi baik, maka akan turun surat sehat dan produk siap untuk dikirim. Hal inilah yang jadi salah satu kelebihan dari produk komoditi Sulsel.
Data Nilai Perdagangan Sulsel Dikala Pandemi
Pandemi Covid 19 membuat semua negara kesusahan dalam mengirimkan produk mereka dan memastikan jual beli antar negara masih berjalan baik. Hal tersebut berbanding terbalik dengan Indonesia dan Sulsel.
Nilai perdagangan mereka diketahui tidak menurun. Menjadi komoditi terbesar di Indonesia dengan catatan ada kurang lebih 31 perusahaan berkecimpung didalamnya dan 15 tujuan negara tidak salah bila Provinsi Sulawesi Selatan menguasai pasar dunia Indonesia.
Pada awal bulan Desember saja, tercatat angkanya mencapai $6,78 . Hanya saja, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah mengaku belum puas dengan hasil ini. Beberapa Komoditas unggulan Sulawesi Selatan masih belum maksimal.
Sebagai contoh kopi, ada dua jenis yang namanya sudah mendunia yaitu Toraja dan Bone. Tetapi, industri tersebut hanya mampu bertengger diposisi ke delapan secara nasional. Begitu juga dengan sektor perikanan, harusnya bisa lebih maju lagi.
Potensi komoditas ekspor Sulawesi Selatan melalui sektor perikanan memang sedang diupayakan meningkat. Mengingat provinsi tersebut dekat dengan laut dan hampir semuanya mempunyai fauna air sangat melimpah.
Oleh karena itu, sejak sekarang segenap jajarannya sedang bekerja keras dengan bantuan ilmu pengetahuan serta teknologi. Seperti, harapan Presiden Jokowi, bahwa Ibu Kota Makasar mampu menjadi nomor satu pada sektor tersebut.
Teknologi dan edukasi tidak hanya diberikan kepada petugas saja melainkan, para nelayan yang hampir setiap hari mencarinya. Serta penambahan fasilitas berupa armada yang akan direalisasikan segera.
Potensi Komoditas Ekspor Sulawesi Selatan dengan Alga Merah
Tidak hanya bertumpu pada beberapa produk unggulan saja, Nurdin Abdullah mencoba mengembangkan barang baru sebagai amunisi tambahan. Dengan begini, daya saing baik beli serta jual dari produk tersebut akan bertambah.
Tidak hanya menyumbang devisa saja, dampak terbesarnya ada juga di masyarakat secara luas. Dengan penambahan ini, diharapkan tumbuh lapangan pekerja baru. Sektor yang sedang dikembangkan adalah bahari terutama, rumput laut.
Potensi komoditas ekspor Sulawesi Selatan memang menjanjikan setelah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri mencapai 80%. Jenis rumput laut sedang menjadi primadona dengan diperdagangkan ke kawasan Asia khususnya Jepang.
Rumput laut tersebut adalah Gracilaria sp. Salah satu tanaman laut berupa alga merah, hanya ada di kawasan perairan Tropis saja pada kedalaman 3 sampai 12 meter. Bila muncul pertanyaan mengapa negara Jepang menjadi tujuan utama.
Maka, jawabannya sangat mudah. Salah satu menu mereka bahan utamanya adalah Alga merah jenis ini. Disebut sebagai ogonori, sejenis nori yang berwarna merah. Mungkin, Anda pernah melihat nori warna hijau karena, bahan utamanya adalah Alga Hijau.
Angka komoditi tersebut cukup tinggi pada bulan Mei 2020, mencatatkan nilai 36 ribu Dolar Amerika. Selain itu, alasan lain mengapa harus Jepang, karena negeri ini sangat potensial selain Tiongkok. Permintaannya mencapai 400 ton.
Potensi komoditas ekspor Sulawesi Selatan dengan Alga merah ini cukup menjanjikan. Apalagi, budidayanya mencapai 300 tempat. Sementara, 100 lagi ada di Sulteng. Dengan ini kontribusi nasional kawasan ini untuk sektor laut mencapai 60%.
Komoditas Sulawesi Selatan Lainnya Adalah Kemiri dan Bawang Merah
Dalam perdagangan dunia, Sulsel mencoba merambah ke sektor lain yaitu Kemiri. Komoditi rempah memang sedang didorong agar masuk pasar global. Walaupun, saat ini angkanya sudah mencapai $6,78 juta.
Salah satu kawasan yang sedang dikembangkan adalah Kabupaten Pinrang. Pada bulan November, Nurdin Abdullah mencoba melepasnya dan berharap. Produk dari UMKM setempat ini bisa menembus pasar global lainnya.
Potensi komoditas ekspor Sulawesi Selatan melalui kemiri memang mendapatkan peluang besar. Salah satu jenis rempah tersebut memang dibutuhkan oleh setiap negara terutama untuk musim dingin. Selain itu, masih banyak manfaat lainnya dapat dikembangkan.
Kualitas yang diperdagangkan memang sangat unggul. Bupati Pinrang sendiri menyebutkan, setiap produk sudah disertakan sertifikat halal. Serta standarnya sudah disesuaikan sesuai standar dunia.
Komoditas Pulau Sulawesi ini sudah dilengkapi dengan barcode. Sehingga, semua kebutuhan data bisa diperiksa. Dengan begini potensi menyentuh pasar timur tengah akan terbuka lebar. Sesuai dengan harapan masyarakat luas.
Perkembangan bidang pertanian selanjutnya adalah Bawang Merah produksi dari Enrekang. mempunyai lahan cukup luas. Di mana pada tahun 2017, produk mereka mampu menembus pasar vietnam.
Hal ini tidak lepas dari peran pemerintah dalam menyiapkan serta memberikan edukasi kepada para petani. Memanfaatkan teknologi untuk membantu mereka agar kualitas produknya tetap unggul hingga, dapat bersaing di pasar global.
Potensi Komoditas Ekspor Sulawesi Selatan dengan Pisang Kepok
Produk lainnya yang dikeluarkan oleh Balai Karantina Makassar adalah Pisang Kepok. Ranahnya sudah sampai ke Malaysia. Sebelumnya, komoditi tersebut sudah masuk pasar Singapura. Jumlahnya cukup banyak mencapai 72 ton.
Diketahui, buah ini memang sedang dibutuhkan apalagi, di saat pandemi karena kandungan Vitamin C serta berbagai macam mineral yang diperlukan oleh tubuh. Komoditi ini memang menjadi sebuah unggulan baru.
Potensi komoditas ekspor Sulawesi Selatan ini memang sangat unggul dibandingkan dengan negara lain. Kualitasnya memang tidak sembarangan. Hal itu sudah dibuktikan sendiri oleh kedua negara.
Kondisi pandemi seperti ini, meningkatkan ekspor memang sebuah pencapaian luar biasa. Tidak hanya devisa negara saja bertambah. Tetapi, kesejahteraan melalui pajak yang dikenakan juga akan bertambah.
Pada pisang kepok ini, para pengusaha sudah mendaftarkan ke MUI untuk memperoleh sertifikat halal merupakan modal utama, meraih pangsa pasar timur tengah di mana mayoritas adalah penduduk muslim.
Nilai dari perdagangan komoditi ini mencapai $1,99 juta pada bulan Januari tahun 2019. Diyakini tahun 2020 dan 2021, jumlahnya akan terus bertambah. Tidak hanya pisang saja, mangga juga jadi buah lain.
Jenis buah dari Ibukota Makasar ini memang terbukti mempunyai kualitas terbaik. Produk dalam negeri saja mengakuinya.
Sulsel menjadi wilayah dengan nilai perdagangan luar negeri cukup tinggi di Bulan September 2020. Produk paling banyak dijual ke negara Jepang, mencapai 66%. Potensi komoditas ekspor Sulawesi Selatan memang unggul dalam segi kualitas.